Medan Berlumpur Pendakian Gunung Sibuatan : Part I

Pendakian Gunung Sibuatan
Medan Berlumpur Mewarnai Pendakian Gunung Sibuatan - Pernah dengar nama Gunung Sibuatan kah? Ini merupakan salah satu Gunung yang ada di Sumatera Utara. Mungkin selama ini orang-orang lebih familiar dengan keberadaan Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Faktanya Gunung Sibuatan ini merupakan Gunung Tertinggi yang ada di Sumatera Utara dengan ketinggian 2457 mdpl. Namun, Gunung Sibuatan merupakan Gunung Non Aktif, atau bukan sebuah Gunung Berapi yang bisa meletus seperti Sinabung. Sehingga gunung ini tidak memiliki sebuah kawah.

Kini Gunung Sibuatan mulai populer dikalangan pendaki gunung, khususnya di Sumatera Utara, sehingga banyak pendaki yang ingin mendaki di Sibuatan. Trek Sibuatan cukup berat khususnya buat para pemula seperti saya, apalagi saat Musim hujan. Rasa penasaran akan Gunung Sibuatan pun akhirnya bisa dilampiaskan pada beberapa waktu lalu. Sekitar tanggal 15-17 Agustus 2015 saya bersama teman-teman yang totalnya berjumlah 6 orang yaitu Eko, Yuha, Basri, Adit, Iyah dan Saya sendiri, mencoba melakukan pendakian ke Gunung Sibuatan ini. Dengan berbekal informasi dari teman serta googling akhirnya kamipun berangkat. Gunung Sibuatan berada di Desa Nagalingga, Merek, kabupaten Karo, Sumatra Utara

Tidak seperti Gunung Sibayak saat ini yang jalur pendakiannya sudah ada jalur wisatanya bisa menggunakan kendaraan pribadi hingga camping Ground, dan untuk sampai puncaknya dari parkiran hanya 30 menit, sehingga perlengkapan saat mendaki pun tidak harus memenuhi standart pendakian. Hal ini berbeda jauh dengan saat mendaki Gunung Sibuatan, jalurnya masih hutan alami, berjalan setapak demi setapak, melalui bukit dan lembah, dan memerlukan waktu hingga 8 jam lebih, sudah pasti harus menyiapkan perlengkapan pendakian dengan baik, mulai dari tenda, alat masak, serta logistik makanan dan obat-obatan.

15 Agustus 2015, Menggunakan sepeda motor, kami pun berangkat sekitar jam 8 malam dari kota Medan menuju Desa Nagalingga, Kabut tebal dan gerimis, mewarnai perjalanan kami saat tiba di merek, dimana jarak pandang hanya 2-3 meter saja. Kami juga tidak tahu dimana pos registrasinya, sampai ada komunitas lain yang mengarahkan kami untuk ke Pos registrasi Pendakian Gunung Sibuatan. Sedangkan tujuan perjalanan mereka adalah mendaki ke Gunung Pusuk Buhit yang ada di Samosir. Sekitar jam 00.30 Wib tibalah kami di sebuah rumah, dimana rumah tersebut digunakan sebagai Pos Registrasi Pendakian Gunung Sibuatan.
Pos Registrasi Gunung Sibuatan
Saat registrasi, semua pendaki diwajibkan membaca peraturan yang berlaku, jika sudah setuju kemudian di tanda tangani. Sebelum itu akan ada beberapa pertanyaan yang terlontar saat registrasi, antara lain, "Sudah pernah naik Gunung? Gunung mana aja?" jika baru naik Sibayak aja, mereka akan anggap kalian pemula dan wajib menggunakan jasa ranger. Nah, saat kami kemarin kebetulan si Yuha, sudah pernah naik gunung ke Merapi dan Singgalang yang ada di Sumatera Barat, sehingga kami tidak perlu lagi pake jasa ranger, Jadi Yuha otomatis menjadi Leader dalam pendakian kami dan bertanggung jawab menjaga setiap anggotanya untuk sampai ke Puncak Sibuatan.

Biaya registrasi yaitu Rp 10.000,-/Orang dan parkir motor Rp.5000,-. Saat registrasi juga wajib meninggalkan KTP salah satu orang dari Timnya. Saat Registrasi juga kita harus jelaskan kapan kita akan turun. Oh iya, di Pos registrasi kita bisa numpang istirahat ataupun tidur sejenak hingga pagi tiba, namun jika datang dari sore hari bisa saja ngecamp di dekat Pintu rimbanya. Waktu pendakian yang diperbolehkan yaitu dari jam 06.00 sampai 13.00 Wib, lewat dari itu, harus menunggu esok pagi lagi untuk dapat mendaki. Mulai dari Registrasi hingga ranger dan lainnya, semuanya di tangani oleh komunitas GEMPARI (Generasi Muda Pelestari) Gunung Sibuatan.
Medan Berlumpur Mewarnai Pendakian Gunung Sibuatan
Pagi, 16 agustus 2015, dari Pos Registrasi kami pun bergerak ke Pintu Pos Pengecekan barang di dekat Pintu rimba Sibuatan. Sekitar 10 menit dari pos registrasi ke Pintu Rimba menggunakan sepeda motor. Setelah mendaftarkan diri, langkah selanjutnya sebelum bisa mendaki, maka logistik kita akan di cek lagi, dicatat apa saja yang dibawa ke Atas Gunung. Karena sesuatu yang berpotensi menjadi sampah akan dicatat. Jadi Semua bungkusan ataupun sampah-sampah botol maupun lainnya wajib dibawa turun dan akan dihitung kembali di pos pengecekan ini. Kalau nantinya sampahnya kurang, maka akan dikenakan denda oleh pengelola. Setelah pengecekan logistik selesai,, barulah kami bergegas menuju ke pintu rimba untuk memulai pendakian.

Yang sangat perlu di persiapkan dalam pendakian Gunung Sibuatan adalah Persediaan air minum, karena mulai dari Pintu rimba hingga ke Puncak tidak akan ada lagi sumber air. Maka kami pun membeli banyak Air dalam Botol ukuran Besar, sehingga cukup sampai turun nantinya. Katanya sih waktu normal pendakian itu 8 jam, tapi kenyataan kami lebih dari itu, karena treknya yang cukup sulit dan kemampuan fisik dari kami berenam berbeda. Pendakian Sibuatan terdiri dari 5 Shelter. Setelah berdoa bersama, pendakian pun dimulai dengan memasuki pintu rimba.
Pintu Rimba Gunung Sibuatan
Tanjakan demi tanjakan dilalui, untuk sampai ke Shelter satu, kami berjalan cukup lambat, karena ada beberapa kendala, akhirnya kami pun sampai di Shelter satu dengan waktu 1,5 jam. Kembali melanjutkan perjalanan ke Shelter 2, tidak cuma kami berenam, masih ada banyak pendaki lainnya yang sama-sama, silih berganti berjumpa dan bergantian beristirahat. Saling sapa, meskipun pada awalnya tidak pernah saling mengenal. Inilah hal biasa kita jumpai saat mendaki, dimana orang yang tidak kita kenal, akan menjadi teman seperjalanan selama mendaki pula.

Sebelum memasuki Shelter 2, kami pun melewati yang namanya hutan Lumut, ada banyak tumbuhan lumut di setiap kanan kiri pepohonan sehingga berjalan harus lebih hati-hati karena licin. Rasa lelah dan pegal mulai menyelimuti, pendakian telah berlalu lebih dari 3 jam dengan beban tas yang lumayan berat. ditambah beban perasaan, beban hutang, beban cinta. Istirahat pun semakin sering dilakukan, Shelter 2 pun telah dilalui, dan trek yang dilalui pun semakin menanjak, ditambah jalur yang becek dan lumpur karena hujan. Lumpur yang dalam dan tebal semakin menambah berat pendakian ini. Semakin lama, semakin menanjak, dan jalur pun semakin berat dilewati, ditambah hujan pada saat di shelter 3 menuju shelter 4 yang rasanya jaraknya sangat jauh.
Hutan Lumut Gunung Sibuatan
Puncak Sibuatan masih terasa jauh, perjalanan sudah mencapai 8 jam, dingin semakin menyelimuti, tapi semangat masih terasa panas di dada, karena tidak mungkin untuk kembali, namun puncak masih cukup jauh untuk diraih, semangat lah yang kian membakar diri demi bisa melihat indahnya Alam ini dari Puncak Sibuatan. Sampai di Shelter 4 sekitar pukul 17.00 Wib, terlihat ada beberapa kelompok pemuda yang tengah diselimuti rasa galau, karena sebagian dari mereka sudah tak kuat melnjutkan sampai ke puncak, namun temannya terus memberi memberi semangat, karena sudah terlalu jauh untuk kembali, tinggal satu shelter lagi yang waktu tempuhnya bisa sampai 1 jam lebih dengan medan berlumpur.

Begitu juga dengan kami, Seluruh badan juga sudah cukup letih, namun pendakian ini tidak boleh berhenti, dan cuaca pun semakin berkabut dan dingin yang begitu menusuk badan ini. Hmm,, mau tau kelanjutannya? Klik ini Aja deh >> Medan Berlumpur Mewarnai Pendakian Gunung Sibuatan : Part II <<

15 komentar untuk "Medan Berlumpur Pendakian Gunung Sibuatan : Part I"

  1. Seru ya bisa mendaki, saya belum pernah sama sekali dengan yang namanya mendaki gunung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yok dicoba bang,, seru lohh,, meski capek tapi menyenangkan.. :)

      Hapus
    2. Pengen mendaki gunung tapi gk ada yg bawak

      Hapus
  2. keren banget masbro, sebagai orang medan sy merasa malu belum ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih bro,,,, ywdh, ayok segera kesana lagi, :)

      Hapus
  3. "Sudah naik gunung apa aja?"
    Pertanyaan brilian karena zaman sekarang banyak orang menyepelekan hal tersebut. :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyap bner sekali mbak,,, :) karena banyak sekrang yang pengen naik gunung sekedar ikut"an tanpa liat kondisi pada diri sendiri,,,

      Hapus
  4. kerenkali admin medan wisata ini udah mendaki sibuatan. jalan-jalan sore ke sibayak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yok mendaki bareng kita,,, :) jalan-jalan sore enaknya ke pantai aja,, :P

      Hapus
  5. mas ranger disana bayar berapa sekali perjalanan??

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekitar 500ribuaan kalau gak salah bang,, itu pertim

      Hapus
  6. Bagaimana jika kita reuni mendaki sekali lagi bg ��

    BalasHapus

# Silahkan Anda Berkomentar dengan Baik dan Sopan
# Pesan dilarang Mengandung SARA dan Spam
# Terima Kasih Telah berkunjung di MedanWisata.Com